Serbuan Stunting Kodim 1807/Sorong Selatan: Pejuang Kesehatan Populasi

JAKARTA, – Sebagian besar upaya Kodim 1807/Sorong Selatan, Papua Barat Daya dilakukan untuk mengurangi masalah stunting yang konsentrasinya berfokus pada yang mencakup perawatan kesehatan yang terjangkau, peningkatan gizi, air minum bersih, pendidikan keperawatan, dan banyak lagi.

Kodim 1807 Sorong Selatan berusaha mengatasi masalah dan melayani dengan memberikan 200 Pcs Sembako kepada penderita stunting, beberapa hari yang lalu yang mencanangkan program serbuan stunting di Kabupaten Sorong Selatan.

Mereka penderita stunting mendapatkan makanan tambahan. Ada lima distrik yang diberitakan yakni Distrik Seremuk, Distrik Sawiat Raya, Distrik Konda, Distrik Wayer, dan Distrik Moswaren. Program yang dicanangkan ini karena penderita stunting di Sorong Selatan mencapai 900 orang berdasarkan data tahun 2022.

Dandim 1807 Sorong Selatan Letnan Kolonel (Letkol) Ronald Michael Patty, mengatakan tujuan serbuan stunting ini untuk menurunkan kasus stunting di Sorong Selatan, karena penderitanya ada 900 orang. Kasus stunting di Sorong Selatan cukup tinggi, sehingga butuh penanganan cepat melibatkan semua pihak.

“Karena kasus stunting cukup besar maka penanganan yang dilakukan oleh Kodim diselenggarakan secara bertahap,” katanya.

Putra asal Ambon ini melanjutkan, kegiatan serbuan stunting di Sorong Selatan dilakukan tahap pertama melibatkan anggota Kodim, Polres Sorong Selatan, Dinas Kesehatan, dan Dinas Sosial. Ronald Michael Patty berharap agar bantuan yang diberikan dapat membantu penderita stunting.

Ini adalah tantangan untuk menyelesaikan masalah sosial. Kodim 1807/Sorong Selatan dengan mengerahkan kekuatannya mengerahkan untuk menjadikan dunia tempat yang lebih baik.

Di sisi lain, mencegah dengan mengubah lingkungan sosial, politik, atau fisik. Model ekologi umum sangat fleksibel dan dapat mengambil berbagai bentuk. Model menjadi berbeda ketika masalah kesehatan tertentu diidentifikasi untuk intervensi dalam waktu dan tempat tertentu. Model ekologis yang dikembangkan mulai tahun 1960-an sebagai tanggapan terhadap peningkatan pentingnya penyakit kronis membuat penyimpangan yang signifikan dari model klasik seperti segitiga epidemiologis dan roda penyebab yang digunakan untuk pengendalian dan pencegahan penyakit menular.

Kata kunci tren ini adalah promosi kesehatan dan pencegahan penyakit. Ketika promosi kesehatan diterima sebagai komponen penting dari kebijakan kesehatan.

Di sektor publik, minat ini mengarah pada kampanye nasional untuk mengendalikan, Pencegahan Penyakit dan Promosi Kesehatan di dalam Layanan Kesehatan Umum dan Pusat Promosi dan Pendidikan Kesehatan di dalam Pusat Pengendalian Penyakit, pengembangan dan implementasi program promosi kesehatan di seluruh masyarakat oleh lembaga pemerintah dan yayasan swasta, dan pembentukan dan pemantauan dalam promosi kesehatan.

Kodim 1807/Sorong Selatan mencurahkan dan mulai berfokus secara lebih luas pada topik dan masalah promosi kesehatan dan mengubah perilaku yang tidak sehat. Seperti yang ditunjukkan oleh Kodim 1807/Sorong Selatan, model ini berorientasi pada peningkatan kesehatan dengan mengubah perilaku individu melalui pendidikan, dan tidak ke arah campur tangan di tingkat lingkungan untuk mengubah kondisi atau struktur dan mengajak untuk terlibat dalam perilaku yang sehat. Dengan demikian, risiko perilaku tertentu dan manfaat orang lain adalah komponen utama dari inisiatif promosi kesehatan. Ini termasuk inisiatif untuk mengubah kebiasaan pola makan yang tidak menguntungkan, gaya hidup yang tidak aktif, penyalahgunaan zat, dan praktik-praktik yang tidak aman seperti kegagalan menggunakan sabuk pengaman atau mengikuti tindakan pencegahan keselamatan di tempat kerja. Termasuk motivasi untuk berubah, penilaian ancaman, efikasi diri, efikasi respons, dan sebagainya.

Artinya, Kodim 1807/Sorong Selatan memberikan pengetahuan tentang perilaku kesehatan, tantangannya adalah memotivasi individu untuk mengubah perilaku mereka dari berisiko menjadi sehat. Pengetahuan saja tidak cukup untuk membawa perubahan dalam perilaku kesehatan. Dengan demikian, alat utama promosi kesehatan adalah penerapan teori psikologi untuk memahami mengapa orang terlibat dalam perilaku tidak sehat dan bagaimana merangsang mereka untuk memodifikasi perilaku ini.

Sejumlah teori paling berpengaruh yang diterapkan pada perilaku kesehatan adalah Health Belief Model yang dikembangkan oleh Becker (1974); Theory of Reasoned Action yang dikembangkan oleh Ajzen dan Fishbein (1980); Teori Motivasi Perlindungan; Teori Kognitif Sosial Bandura (1986), yang menekankan kemanjuran diri; dan Teori Belajar Sosial (Rosenstock, Strecher, & Becker, 1988). Teori-teori ini mendasari metode yang digunakan dalam inisiatif promosi kesehatan untuk memotivasi perubahan perilaku kesehatan.

Komentar