Berkat TNI AD Jalan Menuju Stabilisasi Terjadi

KUPANG, – Dalam kategori Geografi, “Tata guna lahan” Indonesia sangat melimpah jika diperluas untuk mencakup lahan pertanian, lahan hutan, dan penggunaan lainnya. Pertanian adalah daftar berurutan dari tanaman utama dan produk yang dimulai dengan yang paling penting. TNI AD telah banyak berbuat baik dalam pengijauan, mengelola lahan kosong atau pertanian dengan menanam pohon dan tanaman, menyediakan sumber air bagi masyarakat seperti, program TNI AD Manunggal Air adalah faktor terpenting, termasuk mengurangi angka stunting. Hal itu semua demi mewujudkan ketahanan pangan dan pertahanan dalam kesehatan serta kemandirian dan kedaulatan NKRI sebagai Negara Merdeka.

Kehadiran TNI AD untuk meningkatkan sumber daya demi praktik berkelanjutan yang paling mendesak dan penting pada kesehatan manusia dan ekosistem. Sehubungan dengan itu, berkat TNI AD penen jagung melimpah di Kabupaten Kupang, dan Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan total lokasi lahan Taiti luas secara keseluruhan 248 hektar, dengan luasan area siap tanam 68 hektar, sudah tertanam sekitar 49 hektar (persentase tanam 72,1 %)

Hasil panen sementara hingga Maret 2023 dengan luas lahan 19 hektar mencapai hasil panen sekira 12,6 Ton yang mencakup hambatan dan permasalahan seperti, waktu penanaman bersamaan dengan pemanenan hasil tanam sehingga sebagian hasil panen rusak karena terlambat panen, dengan upaya yang dilakukan adalah pembagian anggota kelompok tani menjadi beberapa kelompok kecil (kelompok panen dan kelompok tanam). Kendala lain seperti, belum tersedianya gudang penyimpanan jagung dengan upaya percepatan pembangunan gudang yang aman dan higienis, agar hasil jagung bisa tersimpan dengan baik dan terhindar dari kerusakan. Pengeringan hasil panen masih menggunakan bantuan sinar matahari sehingga lambat kering saat musim hujan dengan upaya pengadaan mesin pengering agar jagung bisa cepat kering dan mengurangi kerusakan pada hasil, implement tractor (rotary tiller) tidak dapat digunakan karena sudah rusak serta ban tractor R4 sudah gundul sehingga tidak bisa dimanfaatkan untuk pengolahan lahan dan perlu pengadaan sparepart pendukung khususnya sparepart tractor R4 guna pengerjaan pengolahan lahan. Saat musim penghujan, akses jalan cukup sulit dilewati yang perlu perbaikan jalan secara berkala agar akses menuju lokasi lebih mudah.

Hal itu semua sebagaimana yang telah ditentukan dalam upaya mengatasi permasalahan dan hambatan yang terjadi dalam praktik pertanian dan bagaimana kemampuan untuk menghasilkan produk pertanian yang dilakukan TNI AD untuk ketahanan pangan di lahan Taiti, Kabupaten Kupang dan Kabupaten Timor Tengah Selatan.

Di lahan Oebaki, luas target penanaman jagung di Kabupaten Timor Tengah Selatan secara keseluruhan sekitar 214 hektar, luas area siap tanam 45 hektar, sudah tertanam musim hujan 28 hektar (persentase tanam 62,2 %). Untuk target penanaman jagung Kementerian Pertanian di lokasi lahan Oebaki sebanyak 100 hektar, dibantu benih dari Kementerian Pertanian sebanyak 1500 Kg, sudah tertanam musim hujan 495 Kg (persentase tanam 33,0%). Dan belum ada peralatan yang didrop untuk lahan Oebaki.

Di lahan Oebaki untuk luasan terpanen sementara 3 hektar menghasilkan 1,2 Ton dengan berbagai hambatan dan permasalahan seperti belum tersedianya gudang penyimpanan jagung yang diupayakan untuk percepatan pembangunan gudang yang aman dan higienis, agar hasil jagung bisa tersimpan dengan baik dan terhindar dari kerusakan; Pengeringan hasil panen masih menggunakan bantuan sinar matahari sehingga lambat kering saat musim penghujan diupayakan untuk pengadaan mesin pengering agar jagung bisa cepat kering dan mengurangi kerusakan pada hasil; Belum adanya mesin pemipil jagung, sehingga proses pipil dilakukan secara manual dan butuh waktu yang cukup lama dan tenaga ekstra yang diupayakan pengadaan mesin pemipil agar hasil panen bisa lebih cepat dipipil dan dikemas dalam karung (menghindari kerusakan); Saat musim penghujan, akses jalan cukup sulit dilewati yang perlu diupayakan perbaikan jalan secara berkala agar akses menuju lokasi lebih mudah.

Di lahan Sumlili secara keseluruhan luas 60 hektar, dengan luasan area siap tanam 28 hektar yang sudah tertanam musim hujan 48 hektar (persentase tanam 171,4%). Untuk peralatan yang sudah didrop di lahan Sumlili di ataranya tangki semprot 8 unit, planter dorong 3 unit, pipa HDPE 5 unit, pipa Paralon 46 unit
Selang Spiral 1 set, dan Pompa Alkon 1 unit. Dengan luasan 4,3 hektar terpanen sementara di lahan Sumlili menghasilkan panen pipil 6 Ton.

Tak terlepas dari semua proses itu, tentunya ada hambatan dan permasalahan seperti, saat musim penghujan, akses jalan cukup sulit dilewati yang perlu perbaikan jalan secara berkala agar akses menuju lokasi lebih mudah, belum tersedianya peralatan penunjang budidaya pertanian yang memadai (traktor R4, hand tractor, planter, Gudang) yang diperlukan pengadaan alat dan mesin pertanian untuk menunjang budidaya agar lebih efektif dalam segi waktu, tenaga dan biaya.

Sementara di lahan Oemaman, luas keseluruhan 200 hektar, luas area siap tanaman 10 hektar, sudah tertanam 35 hektar (persentase tanam 350%). Dengan target penanaman jagun Kementan di lokasi lahan Oemaman sebanyak 166,6 hektar, bantuan benih Kementan 2503 Kg, sudah tertanam musim hujan 630 Kg (persentase tanam 25,2%) dan belum adanya peralatan yang didrop untuk lahan Oemaman.

Untuk hambatan dan permasalahan di lahan Oemaman, saat musim penghujan, akses jalan cukup sulit dilewati dan perlu perbaikan jalan secara berkala agar akses menuju lokasi lebih mudah, belum tersedianya peralatan penunjang budidaya pertanian yang memadai (traktor R4, hand tractor, planter, Gudang) yang diperlukan pengadaan alat dan mesin pertanian untuk menunjang budidaya agar lebih efektif dalam segi waktu, tenaga dan biaya.

Lanjut di lahan Oelnaola, luas keseluruhan 116 hektar, luasan area siap tanam 52 hektar, sudah tertanam musim hujan 5,5 hektar (persentase tanam 10,6%) dengan peralatan yang sudah didrop di lahan Oelnaola yakni tangki semprot sebanyak 3 unit.

Di mana hambatan dan permasalahan di lahan Oelnaola yakni waktu penanaman bersamaan dengan pemanenan hasil tanam sehingga sebagian hasil panen rusak karena terlambat panen yang diupayakan pembagian anggota kelompok tani menjadi beberapa kelompok kecil (kelompok panen dan kelompok tanam), Pengeringan hasil panen masih menggunakan bantuan sinar matahari sehingga lambat kering saat musim penghujan, perlu pengadaan mesin pengering agar jagung bisa cepat kering dan mengurangi kerusakan pada hasil, 2 unit tractor R4 dan beberapa hand tractor mengalami kerusakan sehingga tidak bisa digunakan untuk pengolahan lahan, dan perlu perbaikan dan pengadaan sparepart pendukung khususnya sparepart mesin pengolahan lahan, serta terkendalanya koordinasi antara koordinator dengan kelompok tani, sehingga proses penanaman dan pemanenan tidak berjalan dengan baik, maka perlu komunikasi secara baik agar tetap koordinasi terjaga dan proses budidaya berjalan sesuai jadwal.

Untuk lokasi lahan Oenantono keseluruhan 70 hektar dan lokasi lahan Nunusunu keseluruhan 100 hektar. Dengan luasan area siap tanam di lahan Oenantono 10 hektar, sudah tertanam 1,8 hektar (persentase tanam 18,0%) dan lokasi Nunusunu luasan area siap tanam 10 hektar, sudah tertanam 8 hektar (persentase tanam 80,0%). Dengan hambatan dan permasalahan, saat musim penghujan, akses jalan cukup sulit dilewati dan perlu perbaikan jalan secara berkala agar akses menuju lokasi lebih mudah, Belum tersedianya peralatan penunjang budidaya pertanian yang memadai (traktor R4, hand tractor, planter, Gudang) dan perlu pengadaan alat dan mesin pertanian untuk menunjang budidaya agar lebih efektif dalam segi waktu, tenaga dan biaya, belum tersedianya Gudang penyimpanan bahan dan produk pertanian (benih, pupuk, obat obatan) dan perlu Percepatan pembangunan Gudang minimalis yang aman dan higienis, agar bahan dan produk pendukung pertanian tersimpan dengan baik dan terhindar dari kerusakan.

Komentar